Thursday, June 01, 2006

Sebuah Kamus Usang dan Langka

Halo Sobat2,

Saya perhatikan akhir2 ini banyak kata-kata Indonesia berharga yang pudar tergerogoti sikon dan realita sosial budaya. Sayang sekali kalau kata-kata ini hilang, kita harus lestarikan bersama nih, untuk generasi kita dan yang akan datang:

MARI LESTARIKAN PERBENDAHARAAN KATA KITA:
- Empati: empati nyata berbuah aksi, bukan NATO. Jiwa besar berkapasitas merasakan, ikut berbahagia, dan ikut menangisi jiwa lain. Jangan biarkan dunia dan roda cepatnya mengecilkan empatimu. Hiruplah dan bertumbuh.

- Kesatria: jiwa berharga, langka, perlu dilestarikan bahkan diperanakkan lebih banyak (see Impian Kesatria). Kalau masih bingung, kamu perlu baca Mahabharata. Kalau masih bingung juga, silakan tanya saya.

- Komunitas: tempat berkumpul yang jujur, hormat, fun, dan produktif. Beyond superficiality, elitisme, dan egoisme.

- No Pain No Gain: Payah, jaman sekarang orang2 kebanyakan mau jalan pintas saja, to Gain Without Pain, melangkahi karakter dan mengirit keringat. Baik di kuliahan, tempat kerja, building friendship maupun keluarga. Memang kita juga gak mau excessive dan unnecessary pain, tapi marilah jangan takut going through pain as it builds our character!

KATA-KATA YANG TIDAK PERLU ADA DI PERBENDAHARAAN KITA:
- EGP: suatu sikap Emang Gua Pikirin, yang besar kontribusinya terhadap marjinalisasi, SARA, dan keadaan anti-Bhinneka Tunggal Ika. Siapa saja bisa ter-jangkiti penyakit ini, bahkan pemuka2 dan pemeluk2 agama. Bisa juga keliatan pas mau bantu korban2 bencana alam, dimana sikap tidak perduli atau hanya perduli kelompok2nya sendiri mencuat.

- Preman berjubah: wah, sebenarnya kata apapun yang ada 'preman'nya sungguh tidak perlu di suatu budaya indah dan ramah seperti Indonesia. Apalagi dipakaikan jubah segala (untuk menutupi sesuatu kali).

- Holier than You: ini penyakit klasik umat beragama, apapun agamanya. Manifestasinya banyak dan mampu bersembunyi di balik sikap2 mulia, donasi, simpati, dlsb.