Tuesday, September 19, 2006

Tegakkan keadilan: Tunda hukuman mati Tibo cs!

Memang Indonesia setiap hari mengukir sejarah. Kalau Tibo cs dieksekusi Jumat dini hari, pemerintah Indonesia merelakan dirinya ditunggangi oknum dan mastermind Poso, yang akan diuntungkan dengan kematian mereka. Pemerintah Indonesia juga berarti menutup mata terhadap ketidak adilan yang jelas2 terjadi di dalam proses keadilan Tibo cs. Apakah langkah2 ini adalah langkah2 menuju pemerintahan gaya Orba?

Mari kita solider sebagai rakyat Indonesia yang ikut pilu, sedih, dan bertindak terhadap ketidakadilan ini.

Silakan baca dan sign-up (secepatnya karena faktor waktu): www.justiceforindonesia.org

Salam keadilan!

Sunday, September 17, 2006

Shopping Mal dan Kelas Menengah

Kalau nonton film Gladiator, anda pasti ingat dimana pemerintahan kota Roma mengadakan gladiator games terus menerus untuk mengalihkan perhatian, men-distract para warganya dari hal2 yang penting seperti ekonomi, proses politik, moral, dlsb.

Terkadang kalau melihat mal2 yang menjamur di Jakarta dan betapa kegiatan pergi ke mal dan berbelanja menjadi pusat dari energi dan perhatian kelas menengah Jakarta, saya jadi merasa jangan2 ada parallelnya antara kegiatan pemerintah Jakarta dengan apa yang dilakukan pemerintah Roma dahulu kala. Bayangkan, megahnya Senayan City yang dibangung berseberangan dengan Plaza Senayan dan berada di lokasi berdekatan dengan Ex, Sudirman Place, dan Ratu Plaza complex, semuanya termasuk shopping mal2 yang cukup besar! Luar biasa! Kalau dahulu di film Gladiator pemerintah Roma mengadakan gladiator game demi game non stop sampai rakyatnya ketagihan, pemerintah Jakarta membangun mal demi mal sampai Jakarta penuh dengan shopping mal dan penghuninya ketagihan.

Seperti yang kita tahu, kelas menengah adalah suatu lapisan masyarakat yang seringkali menjadi agen pembaharu di masyarakat, dikarenakan kekuatan ekonomi, pendidikan, akses sosial, dan relatif independensinya (dibandingkan kelas bawah yang lemah dan kelas atas yang status quo). Kelas menengah Indonesia sudah sangat sibuk berbelanja di shopping mal yang terus menjamur, makan di resto2 yang tersebar dimana2, dan kalau tidak berbelanja atau makan diluar, mereka kerja keras untuk mendapat upah yang kritikal dalam mendukung gaya hidup tsb.

Begitulah roda kelas menengah Jakarta dan ekonomi konsumerisme yang didukung public policy Jakarta yang pro konsumerisme berlebihan. Semoga saya salah, karena terus terang saya ingin melihat lebih keterlibatan kelas menengah di dalam membawa arus perubahan ke arah yang lebih baik, karena lapisan masyarakat ini adalah lapisan yang potensial dan membawa harapan buat kita semua.

Wednesday, September 13, 2006

Apa PeranMu?

Memang jangan kita mengecilkan arti sebuah Peran. Banyak sekali karya2 tulis maupun sinema yang memperlihatkan pentingnya orang untuk menjalankan peran yang ada di depannya demi kebaikan diri sendiri maupun keadaan sosial di sekelilingnya. Ingat tidak film Lord of The Rings dimana masing2 anggota Fellowship menjalankan peran serta tugasnya masing2, dengan puncaknya Aragorn akhirnya menjawab Peran yang sudah disiapkan untuknya sebagai keturunan Raja dan menantang Sauron.

Peran2 yang ada di dalam suatu masyarakat sangat vital membantu jalannya masyarakat tersebut. Misalnya peran politikus, dokter, LSM2, ulama, guru, murid, kaum intelektual, pastor, dlsb. Penting untuk kita memahami peran kita di dalam lingkungan kita dan berusaha sebaik mungkin menjalankan peran tersebut. Tanpa peran yang teratur dengan prioritas yang benar dari setiap pemegang peranan tersebut, masyarakat akan chaotic.

Cobalah kita lihat, banyak masalah di Indonesia disebabkan karena orang2 yang tidak memahami perannya sehingga salah menjalaninya, serakah melangkahi batas perannya, ataupun bermalas2 dalam menjalankan perannya*:
- Politikus menjadi pebisnis
- Tokoh agama menjadi preman
- Pelajar menjadi preman
- Tokoh agama menjadi pebisnis
- Wartawan menjadi pemeras
- Guru menjadi entrepreneur
- ABRI menjadi pebisnis
- Pebisnis menjadi jenderal dengan pasukan/bodyguard
- Wartawan menjadi "pengarang" berita

Ditambah lagi, salah satu imbas korupsi adalah menjungkirbalikkan peran dari yang seharusnya menjadi the exact opposite:
- Polisi menjadi pemeras, pelindung yang salah dan penekan yang benar
- Dokter dan suster menjadi pemeras, memastikan kita tidak mendapat pelayanan kesehatan kecuali berduit

Marilah bersama2 kita tobat dan renungkan, apa peran utama kita masing2 di dalam masyarakat ini, kemudian berusaha menjalankannya sebaik2nya. Kalau sulit, kita perlu berpikir, bagaimana menata masyarakat supaya bisa ada peran yang teratur dengan insentif yang benar.

Apa peranMu?


* Tidak ada salahnya terkadang misalnya guru menjadi entrepreneur, yang menjadi pertanyaan adalah peran mana yang utama sehingga orientasi dan prioritasnya lurus.